Desember 21, 2024

Lensa-Imformasi.com, Kayuagung – Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) dan Pilkada Ogan Komering Ilir (OKI) pada 27 November 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) OKI mengadakan simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Simulasi ini bertujuan memastikan seluruh penyelenggara pemilu memahami setiap tahapan teknis pelaksanaan, mulai dari pemungutan suara hingga penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS).

Kegiatan yang digelar Sabtu (16/11/2024) di halaman kantor KPU OKI ini dihadiri oleh berbagai elemen pemilu, seperti Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Pengawas Pemilu Lapangan (PKD), dan masyarakat umum.

“Simulasi ini menjadi panduan bagi petugas penyelenggara pemilu dan pemilih agar memahami mekanisme serta tata cara pencoblosan dan penghitungan suara di TPS,” kata Antoni Akhyar, Divisi Penyelenggaraan KPU OKI.

Simulasi untuk Mengasah Kesiapan Penyelenggara

menciptakan gambaran teknis bagi petugas pemilu, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam meminimalkan risiko kesalahan dan meningkatkan efisiensi proses pemungutan suara. Antoni menegaskan bahwa para petugas, terutama dari PPK dan PPS, harus menguasai setiap detail mekanisme pemilu.

“Para petugas harus benar-benar memahami tugas mereka, sehingga dapat memberikan arahan kepada KPPS di wilayah kerja masing-masing. Hal ini penting untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Pilgub Sumsel dan Pilkada OKI,” tambah Antoni.

KPU OKI juga telah mempersiapkan bimbingan teknis (bimtek) untuk 8.743 anggota KPPS yang akan bertugas di 1.427 TPS reguler dan 2 TPS khusus. Bimtek ini dirancang untuk memastikan seluruh petugas memahami prosedur pemungutan suara, penghitungan, hingga pelaporan hasil pemilu.

Penerapan Teknologi Sirekap: Efisiensi dan Tantangan

Salah satu hal baru yang dikenalkan dalam simulasi adalah aplikasi Sirekap, yang digunakan untuk rekapitulasi suara di TPS secara digital. Aplikasi ini diharapkan mampu mempercepat proses penghitungan suara dan mengurangi potensi kesalahan administrasi.

Namun, Antoni mengakui bahwa penerapan teknologi ini menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi daerah yang memiliki keterbatasan jaringan internet.

“Setiap kejadian selama proses pemungutan dan penghitungan suara, termasuk kendala teknis atau insiden khusus, harus dicatat dalam berita acara. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk mengatasi kendala serupa di masa depan,” jelas Antoni.

Logistik Pemilu Siap Didistribusikan

Budi, seorang petugas PPS Kelurahan Tanjung Rancing yang mengikuti simulasi, menyatakan bahwa logistik pemilu seperti kertas suara, kotak suara, tinta, dan alat pendukung lainnya telah dipersiapkan oleh KPU OKI.

“Kami sudah menyimak simulasi ini yang dibuat menyerupai pelaksanaan sesungguhnya. Kami optimis bisa menjalankan tugas dengan baik pada hari pemungutan suara nanti,” ujarnya.

Budi menambahkan bahwa simulasi ini sangat membantu petugas pemilu untuk memahami detail prosedur pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

Mengurangi Kerawanan dan Meningkatkan Transparansi

Melalui simulasi ini, KPU OKI berupaya mengurangi potensi kerawanan selama proses pemilu, seperti kesalahan penghitungan suara atau permasalahan administrasi lainnya.

Antoni menekankan pentingnya perhatian penuh dari seluruh elemen penyelenggara pemilu. “PPK, PPS, dan KPPS harus mempelajari dengan saksama semua skenario dalam simulasi ini. Dengan persiapan yang matang, kita bisa memastikan proses pemilu berjalan lancar, akurat, dan transparan,” katanya.

Simulasi yang digelar oleh KPU OKI menjadi bagian penting dalam persiapan Pilgub Sumsel dan Pilkada OKI 2024. Selain mengasah kemampuan teknis para petugas pemilu, simulasi ini juga memperkenalkan teknologi baru seperti aplikasi Sirekap untuk meningkatkan efisiensi proses rekapitulasi suara.

Dengan logistik yang sudah siap dan bimtek yang terus dilakukan, KPU OKI menunjukkan komitmennya untuk menyelenggarakan pemilu yang adil, transparan, dan minim kesalahan. Semua upaya ini diharapkan dapat menciptakan pesta demokrasi yang berkualitas pada 27 November 2024. (Eyik)